Para pelaku jasa konstruksi yang tergabung dalam Gapensi mengalami kerugian besar akibat serangan siber ransomware terhadap PDN. Hal ini membuat proses permohonan SBU dan SKK terhenti, sehingga menyulitkan para pelaku jasa konstruksi nasional. Ketua Umum Gapensi, Andi Rukman Nurdin Karumpa, menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi dalam penyelenggaraan konstruksi telah menjadi hal yang lazim. Oleh karena itu, serangan siber terhadap PDN sangat disayangkan karena berdampak pada pertumbuhan ekonomi di masa depan.
“SIJKT yang terkunci akibat serangan siber membuat para pelaku jasa konstruksi kesulitan dalam mengajukan izin usaha mereka. Ini tentu menjadi masalah serius karena izin usaha merupakan syarat penting untuk mengikuti tender proyek,” ujar Andi di Graha GAPENSI, Jakarta Selatan.
Andi juga menyebutkan bahwa kerugian yang dialami cukup besar, dengan ribuan permohonan perizinan berusaha dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi yang tertunda selama 10 hari terakhir. Namun, dia optimis bahwa sistem aplikasi e-simpan akan kembali beroperasi pada 24 Juli 2024.
“Kerugian yang kami alami cukup besar dan hampir semua instansi mengalami hal yang sama. Kami berharap agar hal ini tidak terulang lagi di masa mendatang dan kami akan belajar untuk membuat back up data yang lebih baik,” tambahnya.
Dengan kondisi ini, para pelaku jasa konstruksi diharapkan dapat tetap bertahan dan menemukan solusi untuk mengatasi dampak dari serangan siber tersebut. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa depan dan semua pihak dapat belajar dari pengalaman ini untuk meningkatkan keamanan data dan sistem informasi mereka.