CrowdStrike Bikin Masalah di Operasional Maskapai, Gimana Solusinya?

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, menjelaskan bahwa gangguan sistem teknologi informasi (IT) CrowdStrike-Microsoft berdampak pada banyak operasional penerbangan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Budi mengungkapkan bahwa kejadian tersebut memang memberikan dampak, namun tidak terlalu signifikan dan hanya maskapai Low Cost Carrier (LCC) seperti Citilink dan AirAsia yang terdampak, sehingga operasional harus dilakukan secara manual.

“Ada sedikit gangguan kemarin, terutama dialami oleh Citilink dan AirAsia. Kami harus melakukan operasional secara manual selama satu hari, tapi alhamdulillah besoknya sudah kembali normal,” ujar Budi kepada awak media di Kota Tua, Minggu, 21 Juli.

Budi juga menyarankan agar ke depannya menggunakan teknologi terbaik dan melakukan backup untuk menghindari gangguan serupa seperti yang terjadi sebelumnya, seperti saat sistem imigrasi terganggu.

“Saat ada gangguan seperti ini, selain menggunakan teknologi terbaik, kita juga harus memiliki backup. Tidak boleh hanya mengandalkan satu sistem saja. Kemarin Alhamdulillah, operasional bisa pulih dengan cepat,” tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengumumkan bahwa sistem Navatier untuk pelayanan check-in telah kembali normal setelah gangguan Microsoft. Proses check-in untuk penerbangan Citilink dan AirAsia sudah berjalan lancar sejak penerbangan pertama.

Di Indonesia, beberapa maskapai seperti Citilink, Scoot Airlines, AirAsia, dan Indigo mengalami gangguan sistem IT karena terhubung dengan provider global. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub juga mencermati gangguan serupa yang terjadi di bandara luar negeri seperti Amerika Serikat, Belanda, Singapura, dan Malaysia.

Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum Ditjen Perhubungan Udara Mokhamad Khusnu menjelaskan bahwa saat terjadi gangguan IT, langkah antisipasi dilakukan dengan proses check-in manual, membuka lebih banyak counter check-in, dan mengimbau penumpang untuk datang lebih awal.

Beberapa operator penerbangan seperti Angkasa Pura Indonesia (Angkasa Pura I dan II) serta Airnav Indonesia tetap menjalankan operasional penerbangan tanpa gangguan. Kemenhub melalui Ditjen Hubud terus memonitor perkembangan masalah tersebut dan memberikan kompensasi keterlambatan serta pelayanan terbaik kepada penumpang.

Ditjen Hubud juga menugaskan inspektur penerbangan untuk bekerja sama dengan operator penerbangan, penyelenggara bandara, dan navigasi penerbangan guna memastikan operasional penerbangan tetap aman dan lancar.

Dengan demikian, langkah-langkah antisipasi dan mitigasi terus diambil untuk menghadapi gangguan sistem IT di masa mendatang demi kelancaran operasional penerbangan. Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi dan semua pihak dapat bekerja sama untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *